Pasar makanan dan minuman organik global mencapai USD 105,6 milyar pada 2018, dimana Amerika Serikat (USD 51 milyar, 48.3 persen) menjadi pasar organik terbesar di dunia, diikuti oleh Uni Eropa (USD 45 miliar atau 42,6 persen), dan China (USD 8,8 miliar, 8,3 persen).
Demikian yang disampaikan oleh FiBL dan IFOAM dalam The World Of Organic Agriculture Statistics & Emerging Trends 2020 yang diluncurkan dalam Pameran Produk Organik Terbesar di dunia [Biofach] yang diadakan pada tanggal 12-15 Februari 2020 di Nuremberg Jerman.
Pada tahun 2018, Amerika Serikat mengimpor produk organik sebanyak 1.737.568 ton atau sebesar USD 2,188 milyar. Berdasarkan data USDA-FAS, Amerika Serikat mengimpor produk organik dari Indonesia sebesar 5.932,6 ton atau senilai USD 37 juta dengan komoditas kopi arabika [5.885,1 ton atau senilai USD 36 juta] dan beras [47.5 ton atau senilai kurang dari USD 1 juta].
Di tahun yang sama, Uni Eropa mengimpor sebanyak 3,3 juta ton produk organik. Buah tropis (segar atau kering), kacang-kacangan dan rempah-rempah diimpor Eropa sebanyak 793.597 ton atau 24,4 persen dari total impor produk organik ke Eropa. Produk organik impor penting berikutnya adalah minyak nabati (352.043 ton, 10,8 persen), sereal (255.764 ton, 7,8 persen), Gandum (243.797 ton, 7,5 persen), dan beras (216.017 ton, 6,6 persen). Impor produk organik dari Indonesia sebesar 7.496 ton. [*apr]